Saking bagusnya reputasi Pearl, banyak musisi yang beranggapan bahwa ia adalah merek drum yang berasal dari benua Eropa atau Amerika Serikat. Anggapan yang dapat dimaklumi karena memang pengguna produk ini kebanyakan dari kedua benua tersebut. Tak sedikit drumer band-band terkenal dunia yang menggunakan Pearl, dengan bermacam-macam genre musik yang mereka anut. Akan tetapi… tahukah Anda bahwa Pearl sesungguhnya produk yang berasal dari Asia?
Mungkin masih banyak yang belum tahu bahwa Pearl adalah produk asli Asia, persisnya Jepang. Dalam perjalanannya yang relatif lebih muda dibanding merek terkenal lainnya, Pearl telah mampu menepis paradigma yang cenderung mengklaim bahwa produk musikal dari Asia adalah produk “kelas 2″. Eksistensi ini cukup membuktikan bahwa kualitas dan kemampuan produk asal Asia tak bisa lagi diragukan. Pearl sendiri tak hanya telah memiliki citra kuat di pasar internasional, namun juga telah menjadi produk pilihan banyak drumer level dunia.
A̲s̲a̲l̲ ̲M̲u̲a̲s̲a̲l̲
► Diprakarsai oleh Katsumi Yanagisawa pada tanggal 2 April 1946 di distrik Sumida, Tokyo. Pada awalnya, pabrikan ini membuat stand untuk instrumen (berbagai alat musik).
► Kemudian pada 1950, ketika mulai berkembang, Katsumi lebih memfokuskan perusahaannya untuk memproduksi drum. Dan ia menamakan perusahannya: Pearl Industry Ltd.. Seiring perjalanan waktu, ternyata produknya ini sangat diminati oleh masyarakat sekitar.
► Pada tahun 1953, Pearl mulai mengembangkan produksinya berupa:
marching band, timpani, latin percussion, simbal, stand, serta berbagai aksesoris pendukung lainnya. Kemudian sebagai penyesuaian, perusahaan ini pun berganti nama menjadi Pearl Musical Instrument Company.
Dalam perkembangannya, kualitas Pearl pun semakin tinggi hingga mampu memenuhi standardisasi internasional. Pearl mampu menghasilkan produk unggulan yang berkualitas sangat bagus dengan pangsa pasar yang semakin meluas.
Nah, sejak Mitsuo Kasami (putera Katsumi) bergabung di perusahaan ini, Pearl mulai memperluas pemasaran produknya ke mancanegara.
► Pada tahun 1957, di bawah kepemimpinan Mitsuo, Pearl telah memiliki divisi penjualan internasional, bahkan telah membuka pabrik cabang untuk memenuhi permintaan pasar internasional. Dalam kurun waktu relatif singkat (tak sampai dua dasawarsa), Pearl telah mempunyai reputasi di pasar instrumen internasional. Bukan hanya karena kualitasnya, harga yang ditawarkannya pun cukup bersaing. Hal inilah yang membuat Pearl mulai diminati oleh drumer papan atas dunia. Ternyata ampuh juga strategi yang diterapkan Mitsuo Kasami ini untuk menembus pasar dunia.
► Di tahun 1966, setelah meluncurkan produk ‘President Series’ ― yang merupakan produk drum profesional yang pertama ― perkembangan Pearl semakin pesat sehingga pabrik utamanya di Sumida dan cabangnya di Chiba (di Jepang juga) semakin tidak memadai lagi.
► Maka mulai tahun 1973, seperti halnya produsen drum kenamaan lainnya, Pearl membuka sister factory di Taiwan. Pada awalnya banyak kalangan pasar yang skeptis terhadap hasil pabrikan Taiwan ini, namun Pearl mampu mempertahankan kualitasnya sehingga keragu-raguan itupun bisa ditepis.
Sebagai perusahaan yang punya reputasi bagus yang mendunia, Pearl memiliki beberapa desain unggulan, terutama untuk karakter sound yang dihasilkan.
Salah satu desain inovatif Pearl yang fenomenal dan banyak diadaptasi oleh merek-merek drum lainnya adalah tom holder. Hingga kini, sejumlah merek drum baru (terutama drum kelas pemula hingga semi-pro) masih menggunakan konsep ‘tom holder ala Pearl‘ ini.
Seiring perkembangan teknologi, desain tom holder inipun ikut berkembang. Banyak pabrikan drum yang beralih menggunakan ball-system. Pertimbangannya, desain ball-system lebih fleksibel, mudah, dan efisien ketika melakukan setup.
Desain ‘tom holder ala Pearl‘ pun sempat dianggap kuno dan ketinggalan jaman. Akan tetapi, justru Pearl tetap mempertahankan desain orisinalnya tersebut hingga kini. Dan dengan inovasi mutakhir, ‘tom holder ala Pearl‘ yang terlihat kaku malah bisa fleksibel karena dapat diputar 360 derajat, tak beda jauh dengan sistem fleksibel lainnya. Bahkan dengan tambahan keyroad pada ruasnya, ‘tom holder ala Pearl‘ ini tampil lebih kokoh. Desain ini yang dipertahankan hingga sekarang.
Inovasi Pearl lainnya adalah pada seri drum standarnya, yakni mengkombinasikan beberapa karakter kayu dalam satu shell. Dan hasilnya… adalah sound yang khas.
Pada awal 2006, Pearl merilis produk Reference Series. Ini bukanlah kasta tertinggi dalam keluarga Pearl, namun penggunaan kombinasi kayu yang berbeda antara satu shell dengan shell lainnya serta ketebalan yang juga berbeda, membuatnya menjadi produk yang diperbicangkan di kalangan drumer kelas dunia.
Salah satu drumer ternama yang memilih seri Reference ini adalah Omar Hakim (drumer-solo beraliran jazz). Selain dia, drumer dunia yang memakai Pearl adalah Chad Smith (Red Hot Chilli Pepper) yang memilih Snare Signature Series.
Dengan semakin ketatnya persaingan di antara produsen instrumen, Pearl terus menerus melakukan terobosan-terobosan baru terhadap produk yang dihasilkan. Selain produk drum set standar, Pearl melakukan inovasi dengan memproduksi drumkits kelas high-end.
Demikian Sejarah dari drum Pearl
Gambar Artis Pearl Drum:
Mike Mangini (Dream Theater)
Joey Jordison (Slipknot)
Dennis Chambers (Niacin)
Virgil Donati (Planet X, CAB)
Omar Hakim (Chic, Urban Knights, The Rippingtons)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar